★ motivasikehidupan68.blogspot.com
Kali ini, kami bercerita mengenai
dialog antara seorang pemuda dengan salah seorang pengusaha suskses, di berbagai
bidang usaha.Berikut, ceritanya : Berkat rahmat Allah Tuhan Yang Mahakuasa,
saya dipertemukan dengan hamba-Nya yang satu ini. Beliau adalah seorang leader
yang selalu mengayomi, memberikan bimbingan, semangat, inspirasi, ide dan
gagasan segar. Beliau seorang pemimpin yang mampu menggerakkan ratusan hingga
ribuan anak buahnya. Beliau seorang guru yang memiliki lautan ilmu, yang selalu
siap ditimba oleh anak-anaknya dan bagai tiada pernah habis.
Saat ini beliau memiliki berbagai macam
bidang usaha, diantaranya sebagai supplier dan distribusi alat dan produk
kesehatan, puluhan hektar tambak, puluhan hektar ladang, berpuluh rumah kos,
ruko, stand penjualan di mall, apartemen dan lain-lain. Pernah saya mencoba menghitung,
penghasilan beliau bisa mencapai Rp 1 Milyar per bulannya. Sebuah pencapaian
luar biasa bagi saya dan kebanyakan orang lain.
Pertemuan antara saya dan beliau yang
saya ceritakan di bawah ini terjadi beberapa tahun yang lalu, di saat
penghasilan beliau masih berkisar Rp 200 juta per bulan. Bagi saya, angka ini
pun sudah bukan main dahsyatnya. Sengaja saya tidak menyebutkan namanya, karena
cerita ini saya publish belum mendapatkan ijin dari beliau. Kita ambil
wisdomnya saja ya.
Suatu hari, terjadilah dialog antara saya
dengan beliau di serambi sebuah hotel di Bandung . Saya ingat, beliau berpesan
bahwa beliau senang ditanya. Kalau ditanya, maka akan dijelaskan panjang lebar.
Tapi kalau kita diam, maka beliau pun akan "tidur". Jadilah saya
berpikir untuk selalu mengajaknya ngobrol. Bertanya apa saja yang bisa saya tanyakan.
Sampai akhirnya saya bertanya secara
asal, "Pak, Anda saat ini kan bisa
dibilang sukses. Paling tidak, lebih sukses daripada orang lain. Lalu menurut
Anda, apa yang menjadi rahasia kesuksesan Anda?" Tak dinyana beliau menjawab pertanyaan
ini dengan serius." Ada empat hal
yang harus Anda perhatikan," begitu beliau memulai penjelasannya.
Rahasia Pertama :
"Pertama. Jangan lupakan orang
tuamu, khususnya ibumu. Karena ibu adalah orang yang melahirkan kita ke muka
bumi ini. Mulai dari mengandung 9 bulan lebih, itu sangat berat. Ibu melahirkan
kita dengan susah payah, sakit sekali, nyawa taruhannya. Surga di bawah telapak
kaki ibu, Ibu bagaikan pengeran katon (Tuhan yang kelihatan). Sekarang banyak
orang yang salah kaprah. Para guru dan kyai dicium tangannya, sementara kepada
ibunya tidak pernah. Para guru dan kyai dipuja dan dielukan, diberi sumbangan
materi jutaan rupiah, dibuatkan rumah ; namun ibunya sendiri di rumah dibiarkan
atau diberi materi tapi sedikit sekali.
Banyak orang yang memberangkatkan haji
guru atau kyainya, padahal ibunya sendiri belum dihajikan. Itu terbalik. Pesan
Nabi : Ibumu, ibumu, ibumu... baru kemudian ayahmu dan gurumu. Ridho Allah
tergantung pada ridho kedua orang tua. Kumpulkan seribu ulama untuk berdoa.
Maka doa ibumu jauh lebih mustajabah." Beliau mengambil napas sejenak.
Rahasia Kedua :
"Kemudian yang kedua," beliau
melanjutkan. "Banyaklah memberi. Banyaklah bersedekah. Allah berjanji
membalas setiap uang yang kita keluarkan itu dengan berlipat ganda. Sedekah
mampu mengalahkan angin. Sedekah bisa mengalahkan besi. Sedekah membersihkan
harta dan hati kita. Sedekah melepaskan kita dari marabahaya. Allah mungkin
membalas sedekah kita dengan rejeki yang banyak, kesehatan, terhindarkan kita
dari bahaya, keluarga yang baik, ilmu, kesempatan, dan lain-lain.
Jangan sepelekan bila ada pengemis datang
meminta-minta kepadamu. Karena saat itulah sebenarnya Anda dibukakan pintu
rejeki. Beri pengemis itu dengan pemberian yang baik dan sikap yang baik. Kalau
punya uang kertas, lebih baik memberinya dengan uang kertas, bukan uang logam.
Pilihkan lembar uang kertas yang masih bagus, bukan yang sudah lecek. Pegang
dengan dua tangan, lalu ulurkan dengan sikap hormat kalau perlu sambil menunduk
(menghormat). Pengemis yang Anda beri dengan cara seperti itu, akan terketuk
hatinya, 'Belum pernah ada orang yang memberi dan menghargaiku seperti ini.'
Maka terucap atau tidak, dia akan mendoakan Anda dengan kelimpahan rejeki,
kesehatan dan kebahagiaan.
Banyak orang yang keliru dengan menolak
pengemis yang mendatanginya, bahkan ada pula yang menghardiknya. Perbuatan itu
sama saja dengan menutup pintu rejekinya sendiri. Dalam kesempatan lain, ketika
saya berjalan-jalan dengan beliau, beliau jelas mempraktekkan apa yang
diucapkannya itu. Memberi pengemis dengan selembar uang ribuan yang masih bagus
dan memberikannya dengan dua tangan sambil sedikit membungkuk hormat. Saya
lihat pengemis itu memang berbinar dan betapa berterima kasihnya.
Rahasia Ketiga :
"Allah berjanji memberikan rejeki kepada
kita dari jalan yang tidak disangka-sangka," begitu beliau mengawali
penjelasannya untuk rahasia ketiganya. "Tapi sedikit orang yang tahu,
bagaimana caranya supaya itu cepat terjadi? Kebanyakan orang hanya menunggu.
Padahal itu ada jalannya."Benar di Al Quran ada satu ayat yang kira-kira
artinya : "Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya diadakan-Nya
jalan keluar baginya dan memberinya rejeki dari jalan/pintu yang tidak
diduga-duga, "saya menimpali (QS Ath Thalaq 2-3)."
Nah, ingin tahu caranya bagaimana agar
kita mendapatkan rejeki yang tidak diduga-duga? , "tanya beliau. "Ya,
bagaimana caranya?" jawab saya. Saya pikir cukup dengan bertaqwa,
menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka Allah akan mengirim
rejeki itu datang untuk kita. "Banyaklah menolong orang. Kalau ada orang
yang butuh pertolongan, kalau ketemu orang yang kesulitan, langsung Anda
bantu!" jawaban beliau ini membuat saya berpikir keras. "Saat seperti
itulah, Anda menjadi rejeki yang tidak disangka-sangka bagi orang itu. Maka tentu
balasannya adalah Allah akan memberikan kepadamu rejeki yang tidak
disangka-sangka pula. "Walaupun itu orang kaya?" tanya saya. "Ya,
walau itu orang kaya, suatu saat dia pun butuh bantuan. Mungkin dompetnya
hilang, mungkin ban mobilnya bocor, atau apa saja.
Maka jika Anda temui itu dan Anda bisa
menolongnya, segera bantulah. "Walau itu orang yang berpura-pura? Sekarang
kan banyak orang jalan kaki, datang ke rumah kita, pura-pura minta sumbangan
rumah ibadah, atau pura-pura belum makan, tapi ternyata cuma bohongan.
Sumbangan yang katanya untuk rumah ibadah, sebenarnya dia makan sendiri,"
saya bertanya lagi. "Ya walau orang itu cuma berpura-pura seperti
itu," jawab beliau. "Kalau Anda tanya, sebenarnya dia pun tidak suka
melakukan kebohongan itu. Dia itu sudah frustasi karena tidak bisa bekerja atau
tidak punya pekerjaan yang benar. Dia itu butuh makan, namun sudah buntu
pikirannya. Akhirnya itulah yang bisa dia lakukan. Soal itu nanti, serahkan
pada Allah. Allah yang menghakimi perbuatannya, dan Allah yang membalas niat dan pemberian Anda."
Rahasia Keempat :
Wah, makin menarik, nih. Saya manggut-manggut.
Sebenarnya saya tidak menyangka kalau pertanyaan asal-asalan saya tadi berbuah
jawaban yang begitu serius dan panjang. Sekarang tinggal satu rahasia lagi,
dari empat rahasia seperti yang dikatakan beliau sebelumnya. "Yang keempat
nih, Mas, "beliau memulai. "Jangan mempermainkan wanita".
Hm... ini membuat saya berpikir keras.
Apa maksudnya. Apakah kita membuat janji dengan teman wanita, lalu tidak kita
tepati? Atau jangan biarkan wanita menunggu? Seperti di film-film saja. "Maksudnya
begini. Anda kan punya istri, atau suami. Itu adalah pasangan hidup Anda, baik
di saat susah maupun senang. Ketika Anda pergi meninggalkan rumah untuk mencari
nafkah, dia di rumah menunggu dan berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan Anda.
Dia ikut besama Anda di kala Anda susah, penghasilan yang pas-pasan, makan dan
pakaian seadanya, dia mendampingi Anda dan mendukung segala usaha Anda untuk
berhasil.
"Lalu?" saya tak sabar untuk
tahu kelanjutan maksudnya. "Banyak orang yang kemudian ketika sukses,
uangnya banyak, punya jabatan, lalu menikah lagi. Atau mulai bermain wanita
(atau bermain pria, bagi yang perempuan). Baik menikah lagi secara
terang-terangan, apalagi diam-diam, itu menyakiti hati pasangan hidup Anda.
Ingat, pasangan hidup yang dulu mendampingi Anda di kala susah, mendukung dan
berdoa untuk kesuksesan Anda. Namun ketika Anda mendapatkan sukses itu, Anda
meninggalkannya. Atau Anda menduakannya. "Oh... pelajaran monogami nih,
pikir saya dalam hati. "Banyak orang yang lupa hal itu.
Begitu sudah jadi orang besar, uangnya
banyak, lalu cari istri lagi. Menikah lagi. Rumah tangganya jadi kacau. Ketika
merasa ditinggalkan, pasangan hidupnya menjadi tidak rela. Akhirnya uangnya
habis untuk biaya sana-sini. Banyak orang yang jatuh karena hal seperti ini.
Dia lupa bahwa pasangan hidupnya itu sebenarnya ikut punya andil dalam
kesuksesan dirinya." beliau melanjutkan. Hal ini saya buktikan sendiri,
setiap saya datang ke rumahnya yang di Waru Sidoarjo, saya menjumpai beliau punya
1 istri, 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan. Perbincangan ini ditutup ketika
kemudian ada tamu yang datang, semoga bermanfaat. Terima kasih.